 |
| Gambar: Ist. |
Aksi yang dipimpin oleh pimpinan PGGP ini diikuti ribuan massa umat kristiani dari Jayapura dan sekitarnya.
Dalam aksinya mereka mendukung agar keutuhan NKRI dapat dijaga, merawat Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Mereka juga menuntuk agar pemerintah segerah bubarkan organisasi radikal seperti Front Pembela Islam (FPI), Hizbuth Tahir Indonesia (HTI), serta mendesak segera bebaskan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari tahanannya.
Melalui pantau media kami, massa aksi yang ikut dalam demo ini lebih banyak orang non Asli Papua.
Aksi ini mendapat sorotan dan dikritik dari berbagai pihak, diantaranya, menurut Pastor dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua John Djonga mengatakan, aksi PGGP yang dipimpin Uskup itu hanya mengecewakan rakyat Papua. RakyatPapua yang menjadi korban bisa menilai gembalanya tidak berpihak.
“Kalau aksi itu hanya menyelamatkan NKRI di Papua, bagaimana dengan korban pelanggaran HAM selama ini?” tanya pastor John Djongga dilansir Jubi (15 Mei 2017).
Menanggapi aksi ini juga, Ketua Parlemen Nasional West Papua (PNWP) Buchtar Tabuni melalui akun Facebook resminya @BUCHTAR TABUNI mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini dalam keadaan bahaya.
Lanjutnya Buchtar mengatakan, tanah Toraja, tanah Papua, Tanah Nyiur Melambai (Manado) adalah teman yang aman bagi umat Nasrani, namun bila kesatuan Indonesia pecah (Papua Merdeka), bagaimana dengan nasib PGGP di Papua?. Karena saat ini mereka (PGGP) sedang membela NKRI dan Pancasila.
Ia menegaskan, uskup Papua dan Ahok segerah siapkan tempat di luar Papua untuk menampung massa PGGP yang membela NKRI, karena Papua sudah siap berdiri sebagai sebuah negara yang berdaulat.
Berikut ini postingan Ketua Parlemen Nasional West Papua, Buchtar Tabuni di akun halaman Facebooknya.
Posted by: Irikngga
Copyright ©Tabloid WANI "sumber"Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com