Gambar Ilustrasi
Tidak dapat dikatakan bahwa setiap
calon legislatif (caleg) yang gagal, mengalami gangguan jiwa. Meskipun
kekalahan dalam pemilihan politik dapat menjadi pengalaman yang sulit dan
menantang, tidak semua individu yang gagal dalam pemilihan politik mengalami
gangguan jiwa. Adapun mengapa beberapa orang mungkin merasa sangat terpukul
atau stres setelah kegagalan dalam politik, hal tersebut dapat bervariasi
antara individu dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:
Investasi Emosional dan Finansial, Beberapa
caleg mungkin telah menginvestasikan banyak waktu, energi, dan sumber daya
finansial dalam kampanye mereka. Kekecewaan akibat kegagalan dapat menciptakan
stres emosional yang signifikan.
Tekanan dari Lingkungan dan Publik, Tekanan
dari lingkungan sosial dan publik dapat memberikan beban tambahan pada calon
yang gagal. Komentar negatif, kritikan, atau ekspektasi atau harapan tinggi dari masyarakat dapat meningkatkan
tekanan psikologis.
Impian dan Ambisi, Bagi
sebagian orang, terutama mereka yang bermimpi menjadi pemimpin atau mewakili
masyarakat, kegagalan dalam mencapai tujuan tersebut dapat menghasilkan
perasaan kecewa dan frustrasi.
Perubahan Identitas, Kegagalan
dalam dunia politik bisa berarti perubahan identitas yang signifikan bagi
seseorang. Perasaan kehilangan atau kebingungan mengenai identitas mereka bisa
menjadi pemicu stres.
Kehilangan Dukungan Sosial, Kegagalan
politik bisa berdampak pada dukungan sosial. Jika seseorang sangat mengandalkan
dukungan keluarga atau teman-teman selama kampanye, kegagalan dapat menyebabkan
perasaan terisolasi.
Stigma dan Tekanan Masyarakat, Stigma
yang terkait dengan kegagalan politik, terutama jika dipersepsikan oleh
masyarakat sebagai kegagalan personal, dapat memberikan tekanan tambahan pada
kesejahteraan mental seseorang.
Meskipun beberapa orang dapat
mengalami kesulitan psikologis setelah kegagalan dalam politik, penting untuk
diingat bahwa dampaknya dapat bervariasi dan tidak semua individu mengalami
gangguan jiwa. Bagi mereka yang mengalami kesulitan, dukungan keluarga, teman,
dan bantuan profesional dapat membantu mengatasi stres dan mengelola dampak
psikologis kegagalan politik.
Penulis, Lawe Wandikbo